Kamis, 17 Februari 2011

Psikologi Lingkungan 2

PENDEKATAN TEORI DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Membahas perihal teori-teori yang dikemukakan para ahli psikologi lingkungan, maka yang terlibat adalah teori-teori, baik di dalam maupun di luar disiplin psikologi. Dalam kaitan antara lingkungan dengan perilaku manusia, maka kita dapat menyebut sejumlah teori dimana dalam perspektif ini, yang terlibat di dalamnya antara lain adalah geografi, biologi ekologi, behaviorisme, dan psikologi Gestalt (Veitch & Arkkelin, 1995).

Geografi. Beberapa ahli sejarah dan geografi telah mencoba menerangkan jatuh-bangunnya peradaban yang disebabkan oleh karakteristik lingkungan. Sebagai contoh, Toynbee (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) mengembangkan teori bahwa lingkungan seperti  topografi, iklim, vegetasi, ketersediaan air, dan sebagainya adalah tantangan bagi penduduk yang tinggal di lingkungan tersebut. Barry, Child dan Bacon (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) mengusulkan bahwa kebudayaan masyarakat pertanian yang tidak nomaden menekankan pola asuh yang bertanggungjawab ketaatan dan kepatuhan. Sebaliknya pada kebudayaan nomaden pola asuh yang ditekankan adalah pada kemandirian dan akal.

Biologi Ekologi. Perkembangan teori-teori ekologi menunjukkan adanya perhatian terhadap
adanya ketergantungan biologi dan sosiologi dalam kaitan hubungan antara manusia dengan
lingkungannya, dimana hal itu secara signifikan mempengaruhi pemikiran-pemikiran psikologi
lingkungan. Dengan perkembangan ilmu ekologi, seseorang tidak dianggap terpisah dari
lingkungannya, melainkan merupakan bagian yang integral dari lingkungan. Pendapat
mengenai hubungan yang saling tergantung antara manusia dengan lingkungannya pada saat
ini akan tampak pada teori-teori yang dikembangkan pada disiplin psikologi lingkungan.
Lingkungan dan penghuninya masih sering dikaji sebagai komponen yang terpisah, meskipun
tidak ada keraguan lagi adanya hubungan yang saling tergantung di antara mereka.

Behaviorisme. Pemikiran kalangan behavioris muncul sebagai reaksi atas kegagalan teori-teori kepribadian untuk menerangkan perilaku manusia. Pada saat ini secara umum dapat diterima bahwa dua hal penting yang menjadi pertimbangan adalah konteks lingkungan dimana suatu perilaku muncul dan variabel-variabel personal
(seperti kepribadian atau sikap). Dengan mempertimbangkan kedua hal ini maka akan lebih dapat diramalkan suatu fenomena manusia dan lingkungannya daripada jika dibuat pengukuran sendiri-sendiri.

Psikologi Gestalt. Dari pandangan Gestalt, suatu perilaku didasarkan pada proses kognitif, yang dipengaruhi oleh persepsi terhadap stimulus tersebut. Pengaruh Gestalt pada psikologi lingkungan dapat dilihat antara lain pada kognisi lingkungan, misalnya untuk menjelaskan persepsi, berpikir,dan pemrosesan informasi lingkungan.

Terdapat 4 teori yang dapat menjelaskannya, yaitu:
1. Teori Arousal (Pembangkit).
Mandler (dalam Hardy dan Hayes, 1985) menjelaskan bahwa emosi terjadi pada saatKetika kita emosional, kita sering merasa bergairah. Beberapa teoritelah berpendapat bahwa semua emosi adalah hanya tingkat dimana seseorang atau binatang dihasut. Meski tidak semua orang setuju dengan gagasan ini, tingkat keterbangkitan adalahbagian penting dari emosi.(Dwi Riyanti & Prabowo, 1997). sesuatu yang tidak diharapkan atau pada saat kita mendapat rintangan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Mandler menamakan teorinya sebagai teori interupsi. Interupsi pada masalah seperti dikemukakan tadi yang menyebabkan kebangkitan (arousal) dan menimbulkan pengalaman emosional. Menurut Mandler, manusia memiliki motivasi untuk mencapai apa yang disebut sebagai”dorongan-keinginanan otonomik” yang berfungsi menarik munculnya arousal sehingga kita dapat berubah-ubah dari aktivitas satu ke aktivitas lainnya.

2    Teori Beban Stimulus
Titik sentral dari teori ini adalah adanya dugaan bahwa manusia memiliki kapasitas yang terbatasdalam memproses informasi. Teori ini bertanggungjawab terhadap respon-respon stimulus lingkungan dalam kaitannya dengan kapasitas individu dalam jangka pendek untuk memperhatikan dan berinteraksi dengan hal-hal yang menonjol dalam suatu lingkungan. Menurut Veitch dan Arkkelin(1995) teori ini juga mempelajari pengaruh stimulus yang kurang menguntungkan, seperti perilaku yang terjadi di kapal selam atau penjara. Pengkajian ini menyimpilkan bawa dalam keadaan understimulation tertentu ternyata dapat berbalik menjadi overstimulation.

3.  Teori Kendala Perilaku
Teori iini memfokuskan kepada kenyataan , atau perasaan, kesan yang terbatas dari individu oleh lingkungan. Lingkungan dapat mencegah, mencampuri, atau membatasi perilaku penghunia (Stokols dalam Veitch&Arkkelin, 1995)

4.  Teori Tingkat adaptasi
Teori ini mirip dengan teori stimulus berlebih, dimana pada tingkat tertentu suatu stimulus dapat dirumuskan untuk mengoptimlkan perilaku.
Daftar pustaka:
http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/psikologilingkungan_avin.pdf
http://www.anneahira.com/psikologi-lingkungan.htm
http://elearning.faqih.net/2009/12/pendekatan-teori-dan-metode-penelitian.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab2-pendekatan_teori_dan_metode_penelitian.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar