Minggu, 20 Maret 2011

Psikologi lingkungan 6

Ruang personal
Istilah personal space pertama kali digunakan oleh Katz pada tahun 1973 dan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam istilah psikologi, karena istilah ini juga dipakai dalam bidang biologi, antropologi, dan arsitektur (Yusuf, 1991).

Masalah mengenai ruang personal ini berhubungan dengan batas-batas di sekeliling seseorang. 
Menurut Somrner (dalam Altman, 1975) ruang personal add& daerah di sekeliling seseorang’ dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya. Goffman (dalam Altman, 1975) menggambarkan nmng personal sebagai jarakldaerah di sekitar individu dimana jika dimasuki orang lain, menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang, dan kadang-kadang menarik diri.

Beberapa definisi ruang personal secara implisit berdasarkan hasil-hasil penelitian, antara lain: 
Pertama, ruang personal adalah batas-batas yang tidak jelas antara seseorang : dengan orang lain. 
Kedua, ruang personal sesungguhnya berdekatan dengan diri sendiri. 
Ketiga, pengaturan ruang personal mempakan proses dinamis yang memungkinkan diri kita keluar darinya sebagai suatu perubahan situasi. 
Keempat, ketika seseorang melanggar ruang personal orang lain, makadapat berakibat kecemasan, stres, dan bahkanperkelahian.
Kelima, ruang personal berhubungan secara langsung dengan jarak-jarak antar manusia, walaupun ada tiga orientasi dari orang lain: berhadapan, saling membelakangi, dan searah.
  
sedangkan menurut Edward T. Hall, Seorang antropolog, bahwa dalam interaksi sosial terdapat empat zona spasial yang disebut Zona Interaksi Sosial meliputi : jarak intim, jarak personal, jarak sosial, dan jarak publik. 

1. Jarak Intim
• Jarak yang dekat/akrab atau keakraban dengan jarak 0 – 18 inci.
• Pada jarak 0 – 6 inci, kontak fisik merupakan hal yang penting
• Jarak yang diperuntukkan pada “intimate lovers”
• Menyenangkan ketika berinteraksi dengan orang lain yang dicintai, tidcak menyenangkan dalam situasi yang lain.

2. Jarak Pribadi
 • Karakteristik keregangan yang biasa dipakai individu satu sama lain.
• Jarak antara 1,5 – 4 kaki
• Fase dekat (1,5 – 2,5 kaki) dan fase jauh (2,5 – 4 kaki)
• Fase dekat : masih memungkinkan pertukaran sentuhan, bau, pandangan, dan isyarat – isyarat lainnya. 
• Fase jauh : jarak dimana masing – masing orang dapat saling menyentuh dengan mengulurkan tangan. Komunikasi halus (fine grain communication) masih dapat diamati.
• Transisi antara kontak intim dengan tingkah laku umum yang agak formal.

3. Jarak Sosial 
• Jarak 4 – 12 kaki
• Jarak yang memungkinkan terjadinya kontak social yang umum, seperti hubungan bisnis.
• Fase dekat (4 – 7 kaki)
• Fase jauh (7 – 12 kaki)

4. Zona Publik 
• Jarak 12 – 25 kaki
• Isyarat – isyarat komunikasi sedikit
• Situasi formal atau pembicaraan umum / orang – orang yang berstatus lebih tinggi.
Ruang Personal dan Perbedaan Budaya
Dalam eksperimen Waston & Graves (dalam Gifford, 1987), yang mengadakan studi perbedaan budaya secara terinci, mereka menggunakan sampel kelompok siswa yang terdiri dari empat orang yang &mint:: dztang ke laboratorium. Siswa-siswa ini diberitahu bahwa mereka &an diamati, tetapi tanpa diberi petunjuk atau perintah. Kelompok pertarna terdiri dari orang-orang Arab dan kelcmpok lainnya terdiri dari orang Amerika. Rerata jarak interpersonal yang dipakai orang Arab kira-kira sepanjang dari perpanjangan tangannya. Sedangkan jarak interpersonal orang Amerika terlihat lebih jauh. Orang-orang Arab menyentuh satu sama lain lebih sering dan orientasinya lebih langsung. Umumnya orang Arab lebih dekat daripada orang Amerika.
Menurut Hall norma dan adat istiadat dari kelompok budaya dan etnik yang berbeda akan tercermin dari penggunaan ruangnya, seperti susunan perabot, konfigurasi tempat tinggal dan orientasi yang dijaga oleh individu yang satu dengan individu yang lainnya. Hall menggambarkan bagaimana anggota dari bermacam-macam kelompok budaya tersebut memiliki kebiasaan spasial yang berbeda. Orang Jerman lebih sensitif terhadap gangguan , memilik gelembung ruang personal lebih besar , dan lebih khawatir akan pemisahan fisik ketimbang orang Amerika. Sementara itu orang Inggris merupakan orang-orang pribadi. Akan tetapi mereka mengatur jarak psikologis dengan orang lain dengan menggunakan sarana-sarana verbal dan non-verbal dibandingkan sarana fisik atau lingkungan.
Hall (dalam Altman, 1976) menggambarkan bahwa kebudayaan Arab memiliki pengindraan yang tinggi, di mana orang-orang berinteraksi dengan sangat dekat: hidung ke hidung, menghembuskan napas di muka orang lain, bersentuhan dan sebagainya. Kebudayaan Arab (juga Mediterania dan Latin) cenderung berorientasi kepada “kontak” dibandingkan dengan Eropa Utara dan Kebudayaan Barat. Jarak yang dekat dan isyarat-isyarat sentuhan, penciuman, dan panas tubuh tampaknya merupakan ha1 yang lazim dalam “budaya kontak”.
            Hall (dalam Altman, 1976) juga mengamati bahwa orang-orang Jepang menggunakan ruang secara teliti. Hal diduga merupakan respon terhadat populasi yang padat. Keluarga-keluarga Jepang memiliki banyak kontak interpersonal yang dekat; seringkali tidur bersamasarna dalam suatu ruangan dengan susunan yang tidak beraturan atau melakukan berbagai aktivitas dalarn mang yang sama. Pengaturan taman, pemandangan dam, dan bengkel kerja merupakan bentuk dari kreativitas dengan tingkat perkembangan yang tinggi yang saling pengaruh-mempengaruhi di antarasemuarasa yang ada, rnenunjukkan pentingnya hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

sumber
http://webcache.googleusercontent.com
http://docs.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar